Petani Bawang dan Pokdarwis Sampaikan Keluhan

Padang Pariaman –  Manfaatkan masa istirahat atau reses persidangan 1, HM. Nurnas mengunjungi Lubuk Nyarai, nagari Salibutan dan petani bawang nagari Singguliang Padang Pariaman.
Di lokasi pariwisata didapatkan berbagai keluhan disampaikan masyarakat, yang disampaikan walinagari.

Diantaranya, dampak pandemi Covid-19, membuat pengunjung menjadi sepi. Sehingga berdampak pada pendapatan masyarakat.
Selain itu, walinagari meminta melalui HM Nurnas agar dibuatkan jalan untuk ojek lebar 1 atau 1,5 meter jalan rabat beton menuju ke lokasi lubuk Nyarai yang sekarang ini masih jalan tanah. Hal ini, untuk memudahkan wisatawan menuju lokasi, yang ramai datang karena keindahannya serta untuk camping dan hiking.

Kelompok sadar wisata Lubuk Nyarai meminta, agar pemerintah menggandeng stakeholder selular membangun tower, agar internet bisa diakses.
“Keinginan masyarakat khususnya Pokdarwis meminta disamping membangun jalan tersebut juga butuh lampu penerangan jalan bisa ditingkatkan. Termasuk internet juga amat dibutuhkan, dengan kebijakan pemerintah menggandeng stakeholder selular,”
“Kita merespon hal ini tentu akan diperjuangkan dan disampaikan agar perekonomian masyarakat tumbuh, ulas Nurnas.

Ditambahkannya, akses jalan menuju ke lokasi. Terutama daerah Sikayan juga sudah terjadi kerusakan robohnya turab penahan tebing Sungai yang sudah sangat lama tidak ada perhatian dari Balai Sungai.
Ini perlu gerak cepat pemerintah khususnya Balai Sungai, agar segera memperbaiki, sehingga tidak terjadi akses jalan putus.
“Meskipun daerah ini tersuruk, namun memiliki keindahan alam yang luar biasa, ada lubuk, goa dan lain sebagainya, dengan adanya lokasi wisata ini maka ilegal logging menjadi habis, tingkat kenakalan remaja juga jauh berkurang, maka perlu adanya perhatian khusus, sehingga pendapatan masyarakat melalui pariwisata dapat ditingkatkan, ini merupakan kunjungan saya kedua, dan akses jalan menjadi fokus saat ini,” ungkap Nurnas.
Ditegaskan Nurnas, ketika stadium utama nanti selesai, maka akses jalan bukan lagi hal yang harus ditunda. Agar segera dilakukan pembangunan atau perbaikannya oleh pemerintah.

“Meskipun daerah tersebut belum ada home stay, namun saat ini masyarakat sudah membuat beberapa pos. Namun sudah banyak yang perlu diperbaiki, dan masyarakat menginginkan daerah ini menjadi Desa wisata,” tambah Nurnas lagi.

Usai mengunjugi daerah wisata Lubuk Nyarai Nagari Salibutan, HM. Nurnas yang merupakan sekretaris komisi 1 dari fraksi Partai Demokrat dari Dapil 2, mengunjungi Nagari Singguliang Kec. Lubuk Alung perkumpul dengan petani bawang.
Ketika mengunjungi Singguliang, Nurnas mendapatkan bagusnya irigasi, hamparan sawah cukup luas, aspirasi dari masyarakat, membutuhkan combaine, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan hasil pertanian.

Masyarakat juga meminta solusi untuk menstabilkan harga pupuk, sehingga dapat terjangkau masyarakat, karena subsidi pupuk sudah dihapuskan, dan panen sekarang berkurang karena diserang wereng.

Selain itu, dengan irigasi Sekunder bagus akan tetapi juga perlu pembuatan dan perbaikan irigasi banda sawah, termasuk juga jalan tani untuk mengangkat benih, pupuk dan hasil pertanian, saat ini jalan tersebut belum ada.

Ada keunikan di nagari Singguliang, kelompok Tani Harapan Jaya dengan ketua kelompoknya Yusuf, wali korong Singguling 2 sdr. Fiski Pernando, mereka ini bertanam bawang yang sudah cukup lama, padahal daerah ini tidak pernah tahu oleh orang luar ada petani bawang.

Bawang yang ditanam masyarakat Singguliang, bibitnya berasal dari Brebes, dan hasil mereka jauh lebih tinggi dari derah lain, dengan perbandingan bibit 100 kg , menghasilkan 1,2 Ton ada yang lebih, sementara daerah lainnya hanya bisa menghasilkan 1 Ton dengan jumlah bibit sama.

Petani bawang Singguliang juga memakai pupuk anorganik, dengan perbandingan 70:30, artinya kimiawinya lebih sedikit.

Masyarakat ingin agar Nurnas bisa membawa kepala dinas pertanian dan Dinas lainnya ke lokasi mereka, agar tahu kalau hasil produksi mereka jauh lebih baik, dengan kadar air lebih rendah dibanding bawang lainnya.

“Para petani bawang berharap agar stabilisasi harga terjamin, dengan ikut sertanya dinas pertanian dalam memasarkan dan membantu stabilisasi harga,” ulas Nurnas.

Ditambahkannya, kalau daerah lain bercocok tanam sampai panen berkisar 60 – 100 hari, namun di Singguliang bisa panen 55 – 65 hari, dengan kualitas terbaik, bertanam bawang telah dimulai kembali sejak tahun 2017 yang sudah lama terhenti.

“Mereka juga sangat butuh peralatab cultivator paket 8, sehingga bisa lebih cepat para petani melakukan aktifitas dan tidak ada lagi yang manual dan produksi bisa lebih ditingkatkan,” tambah Nurnas.

Pada saat itu, HM. Nurnas berjanji akan menyampaikan aspirasi masyarakat pada pihak pemerintah dan akan merealisasikan bantuan pada 2022 dilanjutkan pada 2023.

“Dengan program unggulan gubernur di pertanian, mestinya lebih konsens untuk peningkatan pertanian, dinas harus saling terintegrasi, karena pertanian butuh air melalui irigasi yang merupakan kewenangan PSDA, dan juga dinas ini mestinya berkordinasi dengan balai sungai, dan untuk ini dirasakan sangat lemah tetmaduk pengawasannya,” tegas Nurnas.

Dalam hal perbaikan irigasi kabupaten Padang Pariaman memang tidak mampu, maka pemerintah provinsi harus melakukan bantuan, kan bisa dalam Bantuan Keuangan Khusus.

Diakhir pertemuan Nurnas juga meminta agar masyarakat jangan takut melakukan vaksin, sehingga pandemi bisa berakhir, agar perekonomian berjalan lancar kembali, dan Masyarakat kembali bergairah.

“Kita Padang Pariaman termasuk diperingkat bawah dalam hal vaksin, maka saya menghimbau agar segera vaksin, saat ini pihak TNI khususnya Lantamal  dan Polri sudah melakukan secara rutin, mari bersama kita ikut, jangan takut, agar pandemi lebih cepat teratasi,” himbau Nurnas mengakhiri. (Salih)